Bagaimana Proses Terjadinya Aurora?
Proses terjadinya aurora merupakan fenomena alam yang indah
seperti terjadinya pelangi namun fenomena aurora hanya terjadi pada bagian
belahan bumi tertentu. Alam sepertinya selalu menunjukkan peristiwa yang
mengagumkan dan terasa sangat menakjubkan. Berbagai fenomena alam yang kita
temui di sekeliling kita merupakan peristiwa ilmiah yang bisa dijelaskan apa
yang menyebabkan hal tersebut terjadi.
Fenomena aurora merupakan salah satu peristiwa alam yang
bisa terlihat pada langit malam di atas langit selama musim dingin. Bagaimana
penjelasan ilmiah mengenai proses terjadinya aurora?? simak ulasan berikut ini.
Fenomena aurora merupakan gejala alam berupa pacaran cahaya
yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer, yang berakibat dengan terjadinya
interaksi antara medan magnetik dengan partikel
yang memiliki muatan, kemudian dipancarkan oleh matahari. Proses terjadinya
aurora ini, karena ion mengalami penumbukkan terhadap angin matahari dan
partikel magnetospheric yang disalurkan sepanjang garis magnet di bumi.
Fenomena aurora
Aurora terjadi pada belahan bumi kutub utara dan kutub
selatan yang memiliki perbedaan, seperti berikut :
1. Aurora Borealis
Borealis adalah kata Yunani untuk angin utara. Pada bagian
belahan bumi utara, gejala alam yang sama ini disebut sebagai Northern Lights
atau aurora borealis. Aurora Northern Lights hanya dapat dilihat pada wilayah
Lingkaran Arktik, di sebelah utara Kanada, Alaska, Rusia, dan Skandinavia.
Pada belahan bumi bagian bumu utara, Aurora Baroealis
terjadi seringkali terlihat dengan warna kemerahan di ufuk utara. Seolah-olah
menunjukkan matahari akan terbit dari bagian itu. Aurora Borealis kerap kali
terjadi pada waktu tertentu pada bulan September dan Oktober, kemudian antara
bulan Maret dan April
2. Aura Australis
Pada aurora Australis mendapatkan namanya yang disesuaikan
dengan dewa fajar Romawi, Aurora, yang juga merupakan kata Latin untuk fajar.
Kemudian Australis berasal dari bahasa Latin yang berarti Selatan,
sedangkan Aurora Australis secara
harfiah berarti fajar, atau cahaya selatan.
Aurora Australis yang
terjadi pada belahan bumi bagian selatan (Antartika) yang memiliki sifat yang
hampir sama dengan Aurora Borealis. Namun Aurora Australis kadang-kadang mulai
tampak pada puncak gunung iklim tropis, contohnya pada gunung tertinggi di
Indonesia.
Proses Terjadinya Aurora
Fenomena Aurora terjadi karena tumbukan atom-atom yang mengenai
partikel-partikel yang memiliki muatan, terutama elektron dan proton yang
berasal dari Matahari. Partikel-partikel ini, kemudian terlempar dengan
kecepatan tinggi yang lebih dari 500 mil per detik, kemudian terhisap oleh
medan magnet Bumi yang berada di sekitar kutub utara dan selatan.
Pada bagian penting mengenai aurora ini bisa terbentuk yakni
karena “angin Matahari” yaitu sebuah aliran partikel yang berasal dari
Matahari. Angin Matahari tersebut membuat pergerakan sejumlah besar partikel
listrik di atmosfer (sabuk Van Allen) .Energi inilah yang kemudian mempercepat
gerak partikel sampai ke atmosfer yang kemudian akan bertabrakan dengan
berbagai gas. Lalu menghasilkan warna-warna yang bergerak di angkasa.
Proses terjadinya aurora menimbulkan cahaya berwarna yang
merupakan hasil dari partikel dan atom berbeda yang mengalami benturan.
Perbedaan warna-wanBeberapa warna yang dihasilkan karena fenomena aurora, yaitu
:
Aurora hijau – Hal ini terjadi akibat benturan partikel
elektron dengan molekul nitrogen.
Aurora merah – akibat terjadinya benturan antara partikel
elektron dengan atom oksigen.
Aurora hijau dan kuning – Terjadi karena partikel dengan
muatan bertabrakan dengan oksigen
Aurora biru – Ketika terjadi tabrakan antara partikel dengan
nitrogen.
Komentar
Posting Komentar